Ket [Foto]:
Kebutuhan akan Kopi Semakin Meningkat.
TEMANGGUNG, Menteri Perindustrian RI, Airlangga Hartanto, didampingi Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto menghadiri Panen Raya Kopi dan Temu Wicara Pelaku Usaha Kopi di Desa Tlahap, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung, Selasa (08/5).
Menurut Airlangga, kebutuhan kopi saat ini semakin meningkat. Indonesia adalah negara penghasil biji kopi terbesar ke-empat di dunia setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia dengan produksi sebesar 639 ribu ton pada tahun 2017 atau sekitar 8% dari produksi kopi dunia dengan komposisi 72,84% merupakan kopi jenis robusta dan 27,16% kopi jenis arabika.
Ia sangat mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Temanggung yang telah menunjukkan eksistensinya dalam mendorong tumbuh dan berkembangnya produksi kopi daerah, serta mendorong industri pengolahan kopi di Temanggung. Saat ini Pemkab Temanggung telah terdaftar 2 (dua) Indikasi Geografis Kopi dari Temanggung yaitu Kopi Arabika Jawa Sindoro-Sumbing dan Kopi Robusta Temanggung. “Industri pengolahan kopi di Temanggung yang tumbuh dengan baik akan menjadi penyangga panen tembakau. Sehingga kesejahteraan masyarakat akan semakin meningkat” kata Erlangga. Lebih jauh ia mengatakan bahwa dengan ditanamnya kopi maka akan menahan lajunya erosi mengingat banyaknya lahan kritis di sepanjang Lereng Gunung Sumbing Sindoro.
Dalam kesempatan tersebut Menteri Perindustrian memberikan bantuan kepada 4 KUB berupa mesin kopi diberikan kepada KUB Daya Sindoro Desa Tlahap dan KUB Damar Jagad dari Desa Losari. Serta Mesin Tepung Jangung kepada KUB Ngudimulyo Desa Nglarangan, dan yang terakhir Mesin Pengolah Tepung Singkong diberikan kepada KUB Bangun Tani Desa Greges. Bantuan tersebut diharapkan dapat menunjang kualitas pengolahan kopi, sehingga kopi Temanggung dapat berkembang dan mendapatkan nama di dunia internasional.
Guna mendorong perkembangan kopi di Kabupaten Temanggung sejak tahun 2015, Kementerian Perindustrian telah memberikan bantuan mesin dan peralatan untuk pasca panen kopi dan industri pengolahan kopi, diantaranya adalah mesin pengupas kulit buah kopi, mesin sortasi biji kopi, mesin sangrai kopi, mesin pembubuk kopi, dan mesin Espresso kopi.
Berdasarkan data yang ada, saat ini sumbangan pemasukan devisa dari ekspor produk kopi olahan tahun 2017 mencapai USD 469,4 juta atau meningkat sekitar 10% dari tahun 2016. Ekspor produk kopi olahan didominasi produk kopi instan, ekstrak, esens dan konsentrat kopi yang tersebar ke negara tujuan ekspor utamanya di ASEAN, Iran, dan Uni Emirat Arab. Sedangkan nilai impor produk kopi olahan tahun 2017 mencapai USD 106,4 Juta atau naik sekitar 35% dari tahun 2016. Negara asal impor terbesar adalah Brazil, India, Vietnam, Malaysia, Amerika Serikat, dan Singapura. Dengan kondisi seperti ini, neraca perdagangan produk kopi olahan masih mengalami surplus sebesar USD 363 Juta. (HMS18/re2)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook