Ket [Foto]:
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo ; Inovasi Desa Dongkrak Perekonomian Rakyat
TEMANGGUNG, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengatakan bahwa inovasi yang dilakukan pemerintah desa melalui berbagai kegiatan baik sector pertanian,peternakan ,perikanan, teknologi informasi dan lainnya bermanfaat untuk mendongkrak perekonomian masyarakat. Dengan demikian terbuka peluang warga untuk meningkatkan kesejahteraan melalui berbagai kegiatan ekonomi kreatif.
Hal itu dikemukakan Gubernur saat membuka acara Bursa Inovasi Desa Kabupaten Temanggung 2018 di Pendopo Pengayoman Temanggung, Rabu kemarin (10/10). Hadir dalam acara tersebut Bupati dan Wakil Bupati Temanggung, pejabat FKPD, Pimpinan DPRD dan pejabat terkait serta diikuti para camat, kades, kalur, PLD dan unsur terkait se Kabupaten Temanggung.
Dikemukakan, pemerintah desa yang didukung para pendamping lokal desa (PLD) hendaknya kreatif dalam menggunakan Anggaran Dana Desa (ADD) mengembangkan berbagai inovasi ekonomi kerakyatan. Hal itu bisa diujudkan inovasi pertanian, peternakan, perikanan bahwa bisa juga merambah teknologi informasi. Dengan demikian masyarakat leluasa bergerak dalam berbagai usaha yang dilakukan sehingga berpeluang meningkatkan kesejahteraan.
“Saya mengapresiasi kreatifitas desa didukung PLD melakukan inovasi seperti membuat aplikasi untuk pengurusan surat-menyurat, pertanian tomat sistem poliback dan pelestarian budaya kesenian rakyat. Kesemua itu bermanfaat meningkatkan kesejahteraan rakyat“ ujarnya.
Berkait hal itu Gubernur Ganjar Pranowo minta kepada seluruh tenaga pendamping lokal desa (PLD) terus mendampingi desa dan mampu mengangkat potensi masing-masing desa yang bersangkutan. Ia berharap PLD untuk terus menjadi poros serta sosok yang mampu memberikan peran berarti bagi masing-masing desa yang mereka ampu. Hal ini harus dilakukan agar desa mampu mengangkat seluruh potensi yang dimiliki sehingga roda perekonomian dapat berputar semakin cepat dan membawa imbas kesejahteraan bagi masyarakat.
“Dana desa yang digelontorkan Pemerintah Pusat melalui Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi sejatinya masih menjadi problem tersendiri bagi beberapa desa. Masih banyak perangkat serta komponen desa lain yang belum siap dalam hal pengelolaan, perencanaan, proses, hingga masalah transparansi penggunaan anggaran yang diperoleh” tandasnya sembari menambahkan belum termasuk masalah pemetaan geografis dan monografi agar harapan pemerintah membangun dari kawasan pinggiran segera tercapai.
Ganjar Pranowo menekankan masing-masing PLD untuk terus mendampingi desa dan mampu mengangkat potensi masing-masing desa yang bersangkutan. Termasuk mengawal penggunaan dana desa itu sendiri. Pemetaan potensi, geografis, dan kondisi masyarakat sangat penting dilakukan. Apalagi mayoritas angka kemiskinan terkonsentrasi di wilayah pedesaan. Saat ini lanjutnya merupakan momentum yang tepat untuk mengevaluasi sejauh mana kesuksesan pembangunan desa sekaligus seperti apa perkembangan pembangunan fisik hingga nonfisik.
Menurut Ganjar setiap tahun anggaran dana desa di Jawa Tengah terus mengalami kenaikan, pada 2015 sebesar Rp. 2,2 triliun, 2016 Rp. 5,002 triliun, 2017 Rp. 6,38 triliun, dan 2018 Rp. 6,74 triliun.
Bupati Temanggung Muhammad Al Khadziq menuturkan dana desa merupakan sebuah peluang bagi setiap desa untuk mulai mengembangkan kreasi sesuai dengan potensi dan inovasi masing-masing. Apabila berhasil, maka masalah-masalah sosial seperti pengangguran dan kemiskinan dapat teratasi. Di Kabupaten Temanggung terdapat potensi lokal yang dapat dikembangkan, terutama sektor pertanian dan perkebunan seperti komoditas tembakau, kopi, panili, merica, kemukus, bawang putih, dan aren.
Diutarakan tahun 2018 alokasi dana desa di Temanggung sebanyak Rp.213 miliar untuk 266 desa. Bupati meminta kepada seluruh tenaga pendamping lokal desa (PLD) terus mendampingi desa dan mampu mengangkat potensi masing-masing desa yang bersangkutan. ( Hms18/Edy Laks )
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook