Ket [Foto]:
DKPPP Gelar Pelatihan Uji Cita Rasa Kopi bagi Petani dan PPL
Temanggung - Pelatihan Uji Cita Rasa Kopi kepada kelompok tani dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dibuka langsung oleh Pj. Bupati Hary Agung Prabowo di Pendopo Pengayoman, Temanggung, Selasa (25/6/2024).
Pelatihan yang diselenggarakan oleh Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) ini diikuti oleh tiga puluh kelompok tani dan anggota internal PPL yang berkontribusi aktif di lapangan.
Pelatihan ini menargetkan pemahaman pengelolaan kopi dan koordinasi antar kelompok tani dengan PPL berjalan dengan baik.
“Pelatihan uji cita rasa kopi tiga puluh kelompok tani dan PPL di lapangan dengan adanya pemahaman yang sama akan bisa berjalan lebih baik,” ujar Pj. Bupati.
Tantangan yang muncul pada musim ini adalah masalah keamanan berupa rentang harga dan jumlah produksi.
Terjadinya kenaikan harga terkadang menyebabkan penurunan mutu, sebab waktu panen dipercepat oleh sebagian petani.
Hal ini dilatarbelakangi oleh kekhawatiran petani akan adanya penurunan harga sebagai akibat dari peningkatan kuantitas panen.
“Mutu adalah hal yang paling penting, tetapi apabila dengan harga kopi yang tinggi, teman-teman biasanya tidak sabar hingga biji kopi yang masih hijau sudah dipetik, mutunya akan turun. Mutu kopi yang menurun dapat menghilangkan kepercayaan, sehingga saat harga rendah tidak ada yang membeli,” jawab Pj. Bupati dalam menanggapi pertanyaan salah satu peserta penyuluhan.
Sejalan dengan hal tersebut, Kepala DKPPP Joko Budi Nuryanto menyatakan, bahwa pengolahan kopi perlu diperhatikan lebih lanjut, sebab proses penjemuran kopi dapat mempengaruhi rasa kopi. Proses fermentasi kopi yang baik akan menjaga ciri khas kopi Temanggung.
“Dilihat dari sisi penjemuran kopi, semua bau kanan, kiri itu terserap, sehingga dikhawatirkan menimbulkan cita rasa lain, karena bau. Kalau dijemur di bawah bau tanah, kalo di aspal bau karet,” ujarnya.
Dengan meningkatnya harga biji kopi, akan sebanding lurus dengan keamanan di lahan. Pelatihan Uji Cita Rasa Kopi memastikan biji kopi yang dipanen benar-benar petik merah. Hal tersebut, dikarenakan kualitas kopi yang menurun dapat menimbulkan permintaan kopi juga ikut menurun.
“Masalah keamanan bisa kita atasi bersama. Dibandingkan dengan tahun lalu, tahun ini kita mengalami kenaikan 5-10%. Kami kemarin keliling dari Pringsurat sampai Gemawang, intensitas penjualan kopi luar biasa,” ungkapnya.
Sebagai penghasil kopi yang besar, Pemkab Temanggung mengadakan penyuluhan dan pelatihan teknis di lapangan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pengelolaan kopi.
Pemerintah berharap dengan adanya penyuluhan dan pelatihan ini, masyarakat dapat mengatasi permasalahan yang timbul secara optimal, sehingga dapat sejahtera melalui kopi.(chy;zla;mra;ekp)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook