Ket [Foto]:
Festival Petik Kopi, Representasikan Masa Depan Cerah Petani Robusta
Temanggung - Salah satu komoditas pertanian Kabupaten Temanggung adalah tanaman kopi. Hasil panen kopi memiliki kualitas yang unggul dibanding dengan daerah lain. Hal ini dilatarbelakangi oleh letak gegrafis Kabupaten Temanggung yang berada di dataran tinggi. Salah satu daerah penghasi kopi di Temanggung adalah Kecamatan Gemawang.
Tahun ini, merupakan tahun keempat, petani kopi di Kecamatan Gemawang mengadakan Festival Petik Kopi sebagai wadah edukasi, sekaligus hiburan bagi masyarakat. Festival Petik Kopi dengan tema “Adhidhaya Kopi Gemawang Adhikari” diselenggarakan di komplek Pasar Kopen, Desa Kalibanger, Gemawang, Temanggung, Rabu (26/6/2024).
"Tahun ini, adalah tahun keempat. Acara ini kita selenggarakan secara tahunan yang selalu kita upayakan," ujar Musiran, selaku Ketua Pelaksana Festival Petik Kopi 2024.
Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) memberikan edukasi berupa penjagaan keamanan, pemupukan, pembudidayaan, pemilihan klon (bibit unggul kopi-red) yang sesuai, akan meningkatkan kualitas dan kuantitas biji kopi yang dihasilkan.
"Edukasi keamanan dirasa perlu dijaga, juga memelihara kualitas dan kuantitas. Kita selalu memberikan eduksi kepada petani, baik dari pemupukan, perawatan, budidaya, dan pemilihan klon yang baik, agar hasil yang didapatkan berkualitas," tambah Musiran.
Musiran mengungkapkan berdasakan survei PPL, intensitas panen kopi tahun ini meningkat cukup signifikan, yaitu sebesar 30%. Apresiasi diberikan kepada petani kopi yang telah mengerahkan tenaganya untuk mengelola tanaman kopi semaksimal mungkin. Kuantitas biji kopi yang dihasilkan tahun ini diperkiraan sebanyak sepuluh gelondong per batang dengan luas tanam lebih dari 2 ribu hektare. Ia juga menyampaikan, bahwa kuantitas kopi akan melimpah jika ditanam dengan jarak ideal.
"Kalau tanahnya bagus, jumlah panennya bagus sekali. Estimasinya per pohon 10 kg gelondong, apabila jarak tanam ideal bisa lebih dari itu," jelasnya.
Progam petik merah memberikan angin segar terhadap para petani kopi, sebab tidak hanya penyuluhan yang diberikan oleh PPL, namun terdapat implementasi dibarengi dengan pengawasan. Salah satu implementasinya dalam bentuk pesta rakyat, yaitu Festival Petik Merah.
Festival ini dibuka oleh Hary Agung Prabowo selaku Pj. Bupati Temanggung. Ia mengaku menunggu-nunggu festival ini, sebab merasa sangat senang dengan adanya peningkatan kuantitas dan kualitas panen kopi.
"Budaya ini tiap tahun ditunggu-tunggu. Tahun ini, Robusta mengalami kenaikan secara luar biasa," ungkapnya.
Diawali dengan tarian cucuk lampah sebagai pembukaan, Festival Petik Kopi berlangsung meriah. Tari Cucuk Lampah merupakan sebuah tarian pengiring yang ditarikan oleh dua orang untuk mengawal jalannya seseorang di belakangnya. Pada kegiatan ini, Tarian Cucuk Lampah mengawali jalannya masyarakat setelah melakukan prosesi tradisi wiwitan panen kopi.
Selain sebagai sarana edukasi bagi petani dan masyarakat, festival ini juga dimeriahkan dengan pentas kesenian tradisional dan UMKM lokal masyarakat Kecamatan Gemawang. Adanya beragam hiburan, diharapkan festival ini menjadi sarana edukatif, interaktif dan kreatif yang dapat meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM), baik petani, maupun masyarakat. (mra;zay;wll;chy;ekp)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook