Pantang Icip Masakan Sebelum Disajikan, Warga Demangan Gelar Sadranan
Ket [Foto]:

Pantang Icip Masakan Sebelum Disajikan, Warga Demangan Gelar Sadranan

Temanggung - Pantangan mencicipi masakan sebelum disajikan pada tradisi sadranan tetap dipegang teguh warga Dusun Demangan, Desa Candimulyo, Kecamatan Kedu, Temanggung.  

Sesepuh warga, Romidi (73) mengatakan, warga yakin masakan yang disajikan adalah yang terenak, sehingga peserta nyadran lahap menyantap, dan bahkan akan membawanya pulang untuk dikonsumsi kembali bersama keluarga. 

"Ada makna pantangan mencicipi masakan, antara lain keikhlasan, memasak dengan hati dan ketaatan pada tradisi yang diwariskan tetua," kata Romidi, Jumat (7/2/2025), ditemui Tim MediaCenter di sela-sela acara.

Warga percaya, pelanggaran dari pantangan ini akan berdampak buruk pada diri sendiri dan keluarga, seperti sakit yang tidak kunjung sembuh dan tertimpanya malapetaka. 

Jumat (6/2/2025) itu, warga Demangan gelar ritul Sadranan di komplek makam Kyai dan Nyai Demang yang ada di ujung pemukiman. Mereka adalah tokoh penyebar agama perwakilan dari kerajaan Demak.

Tradisi itu menjadi even budaya. Tidak hanya warga dusun, warga dari sejumlah daerah turut serta dalam kegiatan itu, bahkan dari luar daerah.  

Cuaca cerah, langit membiru dan angin berhembus sepoi-sepoi.

Rangkaian tradisi adalah digelar wayang kulit semalam suntuk dan pengajian, serta pasar malam. 

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Tri Raharjo mengatakan, tradisi sebagai wujud syukur masyarakat atas nikmat yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa, dan penghormatan kepada leluhur. 

"Di makam berdoa, dan bukti menghormati orang tua. Hukumnya wajib," ungkapnya. 

Ia mendorong pelestarian even budaya dan harapan bisa menjadi ikon budaya setempat, serta menghidupkan roda perekonomian.

Kekurangan pengemasan cerita lokal sebagai bumbu wisata perlahan diubah, yakni menggali cerita unik lokal yang penuh kearifan lokal untuk disampaikan pada wisatawan. (Aiz;Ekp)

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook