“Istana Burung Liar” Desa Gununggempol, Jadi Destinasi Wisata Alternatif Unggulan di Temanggung
Ket [Foto]:

“Istana Burung Liar” Desa Gununggempol, Jadi Destinasi Wisata Alternatif Unggulan di Temanggung

Temanggung – Bagi para wisatawan yang hendak berkunjung ke Kabupaten Temanggung, tampaknya harus memasukkan Desa Gununggempol yang berada di Kecamatan Jumo sebagai destinasi pilihan untuk didatangi. Bukan tanpa alasan, mengingat desa ini memiliki keasrian alam luar biasa, sehingga, rasa-rasanya sangat tepat dijadikan alternatif destinasi pilihan.

Ya, bagi mereka yang mencari ketenangan jiwa, sekaligus merindukan suasana kembali ke alam alias “Back To Nature”, Desa Gununggempol merupakan jawabannya. Di wilayah ini, terdapat keragaman hayati yang berpadu elok dengan keasrian alam nan perawan. 

Bahkan, para pengunjung juga dapat memperoleh fasilitas atraksi khusus, berupa sautan suara alam yang berasal dari kicauan berbagai jenis burung yang masih lestari hingga saat ini. Belum lagi, budaya menjaga kebersihan lingkungan, serta keramahan warga masyarakatnya, menjadi nilai tambah yang sulit ditemukan di tempat lain.

Kepala Desa Gunung Gempol, Eko Wasono menjelaskan, di tempat ini juga terdapat spesies, serta habitat unggas yang tergolong cukup langka. Yakni Burung Pauk Pancawarna yang hanya masih bisa ditemukan di Desa Gununggempol dan kawasan Gunung Muria. 

Belum lagi, 46 spesies burung lokal lain juga masih dapat dijumpai hidup bebas di desa ini. Sebut saja Elang Jawa, Perkutut, Poci-poci, Jalak, Plenjak, bahkan Ayam Hutan. 

“Tantangan besar kami adalah perburuan liar terhadap spesies burung. Tetapi, kami juga memiliki Peraturan Desa yang mengatur larangan aksi perburuan tersebut. Bahkan, warga juga rutin melepas berbagai jenis burung ke alam bebas sebanyak dua hingga tiga kali per tahunnya,” ungkap Eko, Senin (22/9/2025).

Lebih jauh dijelaskan, upaya konservasi atau perlindungan terhadap keragaman satwa di desa ini telah berlangsung sejak tahun 2018 silam. Tak hanya itu saja, mereka juga memiliki sebuah program yang bernama Germas Darling alias Gerakan Masyarakat Sadar Lingkungan.

Dengan tingkat kesadaran tinggi, setiap hari masyarakat setempat menggelar aksi bersih-bersih lingkungan yang dimulai pukul 06.00 WIB. Alhasil, budaya tersebut berdampak pada terjaganya keasrian dan kebersihan lingkungan sekitar.

“Ini bukan hanya aksi gerakan, tetapi sudah menjadi budaya warga masyarakat kami untuk membersihkan lingkungan secara rutin,” imbuhnya.

Selain kebersihan dan keragaman hayati, Desa Gununggempol selama ini juga dikenal dengan kehangatan, serta keramahan masyarakat setempat. Mereka hidup berdampingan secara rukun dengan beragam kearifan lokal yang dimiliki. Alhasil, predikat sebagai salah satu potensi wisata unggulan di Kabupaten Temanggung layak disematkan kepada desa ini.

Bahkan, Bupati Agus Setyawan juga telah merasakan sendiri keramahan warga, serta keasrian alam yang berpadu sebagai sebuah harmoni di desa ini. Dalam kunjungannya, pada Sabtu (20/9/2025) pagi, orang nomor satu di Temanggung ini mengaku cukup takjub dengan suasana yang ia rasakan saat berasa di Desa Gununggempol.

“Keasrian alam, serta kearifan lokal yang ada di desa ini merupakan sebuah keunggulan yang tak banyak dijumpai di tempat lain. Bagi wisatawan yang mencari ketenangan, keasrian alam, dan keramahan warga, saya rasa tempat ini pantas menjadi referensi pilihan untuk dikunjungi,” ungkapnya. (Ifn;Istw;Ekp)

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook