Deteksi Dini Tuberkolosis, Dinkes Gencarkan ACF
Ket [Foto]:

Deteksi Dini Tuberkolosis, Dinkes Gencarkan ACF

Temanggung – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Temanggung tengah gencar melaksanakan Active Case Finding (ACF) Tuberkulosis.

 Dinkes melalui Puskesmas Parakan berkesempatan melaksanakan ACF Tuberkulosis dengan mengundang lebih dari 100 suspek yang berkontak erat dengan pasien Tuberkulosis.  Bertempat di Aula Kawedanan Parakan pada Kamis (19/9/2024) dilakukan skrining Tuberkulosis melalui Portabel X-Ray.  

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Temanggung, dr. Sarjana menjelaskan, kegiatan ACF Tuberkulosis merupakan program  yang diinisiasi oleh Kementerian Kesehatan, yaitu dengan pengadaan alat portable x-Ray di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 

Kegiatan ACF dilaksanakan dengan menggandeng Poltekkes Surakarta yang menjadi salah satu instansi yang mendapatkan alokasi alat portable x-Ray dari Kementerian Kesehatan.

dr. Sarjana mengungkapkan, skrining Tuberkulosis dilakukan dilatarbelakangi angka Tuberkulosis yang cukup tinggi. 

“Itu kita lakukan, karena memang TB saat ini mejadi permasalahan kesehatan global, bahkan di seluruh dunia sampai juga di Indonesia. Dari Temanggung, kita masih belum mencapai target,” terangnya. 

Berdasar data Dinkes per Agustus 2024, disampaikan bahwa terdapat estimasi 1357 kasus Tuberkulosis dengan capaian skrining 586 kasus. Demi melakukan deteksi dini terhadap TB Laten (Tuberkulosis tidak tampak gejala), maka skrining ini gencar dilakukan.

”Harapannya, kasus-kasus yang selama ini tersembunyi bisa kita temukan,” tambah dr. Sarjana. 

Nurcholis, selaku Programmer TB Puskesmas Parakan menyampaikan, kagiatan ACF di Temanggung dilaksanakan di tiga titik.

“Dengan X-Ray atau pemeriksaan radiologi, untuk Temanggung mendapatkan tiga titik, yaitu Kedu, Selopampang, kemudian Parakan. Harapannya, TB Laten atau TB tidak tampak gejala akan ditemukan secepat mungkin, sehingga mengalami penurunan dan mencegah angka kematian,” tuturnya. 

Dalam melakukan pendekatan di masyarakat, Nurcholis menjelaskan, bahwa Puskesmas Parakan menerapkan inovasi Kader Jumantuk (Juru Pemantau Batuk).

“Bentuknya (seperti_red) intel, karena masyarakat bosan dengan bentuk penyuluhan,” lanjutnya. 

MS (34), salah seorang warga Parakan menuturkan, mendapat undangan dari Puskesmas Parakan. Ia menuturkan diundang sebab ada salah seorang keluarga yang positif TB.

“Ini untuk ikut diperiksa, yang diundang sekeluarga 3 orang,” katanya. (Adi;Ekp)

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook