Bupati Agus Setyawan dan Shinta Nuriyah Sepakat, Toleransi Kunci Wujudkan Temanggung Inklusif
Ket [Foto]:

Bupati Agus Setyawan dan Shinta Nuriyah Sepakat, Toleransi Kunci Wujudkan Temanggung Inklusif

Temanggung – Bupati Agus Setyawan mengajak agar seluruh warga masyarakat senantiasa menjaga sikap toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Bukan tanpa alasan, hal tersebut merupakan kunci agar kehidupan dapat berjalan dengan selaras, serta terjaganya kondusifitas sosial.

Hal tersebut ia sampaikan di sela-sela acara Sahur Bersama Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid di Pondok Pesantren Jami’yyatut Tholibin Desa Wadas, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung, Rabu (19/3/2025) pagi.

Dalam acara yang diprakarsai oleh Gusdurian dan Puan Amal Hayati tersebut, hadir pula para tokoh dari lintas agama. Menurutnya, menjaga sikap toleransi sangat relevan dengan visinya dalam mewujudkan Kabupaten Temanggung yang inklusif.

“Ibu (Shinta Nuriyah-red) adalah istri kyai, sekaligus ulama besar, yakni KH. Abdurrahman Wahid. Ajaran beliau masih terus kita indahkan, salah satunya bersama Gusdurian ini. Hingga sekarang di Temanggung inklusifitas dan kondusifitas masih terus terjaga, karena penuh dengan sikap toleransi. Semoga hal ini terus menaungi kita semua,” ujarnya.

Sementara itu, Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid mengaku, bahwa agenda Sahur Bersama seperti ini telah berjalan sejak dirinya masih mendampingi Gus Dur, yang tak lain merupakan Presiden ke-4 Republik Indonesia.

Agenda tersebut selalu melibatkan kalangan dhuafa dan marjinal, baik itu bersama kuli di bawah jembatan, pedagang sayur di tengah pasar, di pinggiran stasiun, bahkan di rumah pengumpul sampah yang terbuat dari karton.

Tujuannya tak lain adalah untuk ingin mengetuk hati seluruh umat muslim, dalam rangka bersama-sama membuka pintu langit di sepertiga malam.

“Saya juga ingin tahu apakah saudara muslim sudah melakukan puasanya dengan baik atau belum,” ungkapnya.

Dirinya juga tak lupa menyampaikan pesan agar setiap umat beragama dapat senantiasa menjaga kerukunan. Terlebih, Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri atas banyak suku, agama, ras, adat, dan bahasa.

“Kita tinggal di Indonesia yang beragam. Jadi harus menjaga perdamaian. Persatuan, kerukunan, dan sikap saling menghormati adalah pilar utama tegaknya NKRI. Karena kita berdiri di tempat yang sama, yakni bumi Allah,” pesannya. (Istw;Ekp)

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook
This notification will be closed in seconds.